Hendra poenyA

Mentari pagi sinari raga ini
Menggelitik membangunkanku dari mimpi
Meronakan cahyanya lembut membelai
Menyusup dinding rumahku yang tak bertulang
Sinar oranye menghiasi kamar gemerlapan

Ku jejakkan tubuh lunglai ini di bumi pertiwi
Meniti kasih men0reh cerita indah tanpa sedih
Celana rombeng ku pakai
Baju camping ku tempel di tubuh ini

Menyusuri jalan ramai nan berdesakan
Memikul keranjang untuk kehidupan
Sesuap nasi pun cukup untuk imbalan
Tak ada yang lebih baik untuk dikerjakan
Tak ku pikir tentang masa depan
Biarlah tetap begini
Asal hidup tenang dan tentram

Mentari siang, sengatkan tubuh yang legam
Debu kota menunjukkan panasnya keadaan
Masih memikul keranjang
Memungut sampah berserakan
Para kaum bangsawan
Yang acuh kebersihan
Kolong jembatan, jadi sasaran
Kesana semua limbah di buang

Hari berganti malam
Hari pun menjadi kelam
Gelapnya aku sadar kehidupan
Yang sebenarnya tak ada yang mau melakukan
Kisah seperti aku.,.
Kemiskinan.,.
Kemelaratan.,.
Keterpurukan.,.
Kebodohan.,.
Kehancuran.,.

Namun, masih ku jalani hidup apa adanya
Meskipun berat untuk lakukannya
Biarlah, hidup begini adanya
Sem0ga tak banyak orang bernasib sama
Dalam benakku,
Aku masih berharap,
Semoga tuhan memuliakan hidupku ke depan.,.

date Selasa, 22 Desember 2009

0 komentar to “Cerita Anak Manusia nan Menyiksa”